Reuters/Bloomberg – 13 Oktober 2025 — Harga emas dunia melonjak ke rekor tertinggi sepanjang masa mendekati USD 4.100/troy ons pada Senin (13/10), didorong lonjakan permintaan aset aman di tengah ketegangan dagang baru AS–China dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Harga spot naik 1,3% ke USD 4.070,29/ons setelah sempat menembus USD 4.078,05/ons, sementara kontrak berjangka AS melonjak hingga USD 4.093/ons. Sejak awal tahun, emas telah naik lebih dari 53%, mencatat kenaikan delapan pekan beruntun, ditopang pembelian bank sentral dan masuknya dana ke ETF emas.
Harga perak juga mencetak rekor baru di USD 51,7/ons (+2,4%), seiring pengetatan pasokan fisik dan lonjakan permintaan investor. Platina naik 3,3% ke USD 1.639,5/ons, sedangkan tembaga menguat 1,5% ke USD 10.572,75/ton, didorong data perdagangan China yang menunjukkan ekspor dan impor melonjak di atas ekspektasi meski ada ancaman tarif AS.
Lonjakan harga emas terjadi setelah Presiden Donald Trump kembali memicu perang dagang dengan ancaman tarif 100% atas impor China dan pembatasan ekspor perangkat lunak strategis mulai 1 November, sebagai balasan atas kebijakan ekspor mineral kritis Beijing. Meski Trump kemudian melunakkan pernyataan dengan menyebut “jangan khawatir soal China,” pasar tetap waspada karena Beijing menegaskan siap membalas. Analis UBS memperkirakan harga emas berpotensi menembus USD 4.200/ons, sementara pelaku pasar menilai peluang besar penurunan suku bunga The Fed pada Oktober dan Desember.
Di dalam negeri, harga emas Antam kembali mencetak rekor Rp 2.305.000/gram, dengan harga buyback naik ke Rp 2.154.000/gram, keduanya tertinggi sepanjang sejarah. Reli emas dunia menegaskan statusnya sebagai aset pelindung utama (safe haven) di tengah volatilitas global dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Ikuti saluran Indomine • Batu Bara & Nikel