Apa Itu Grading Jalur Pendakian Gunung?

21 Aug 2025 2 min read No comments Info Wisata
Featured image

Kementerian Kehutanan Merilis Sistem Peringkat (Grading) Jalur Pendakian Gunung di Indonesia

 

Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam dan Konservasi dari Kementerian Kehutanan telah meluncurkan sebuah sistem peringkat (grading) resmi untuk seluruh jalur pendakian gunung yang berada di bawah pengelolaan taman nasional dan taman wisata alam di Indonesia. Sistem ini dirancang untuk mengklasifikasikan 81 jalur pendakian resmi berdasarkan tingkat kesulitan dan potensi risikonya.

Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk menyediakan panduan yang jelas dan terstandarisasi bagi para pendaki, membantu mereka dalam memilih jalur yang sesuai dengan kemampuan fisik dan mental, serta meningkatkan keselamatan secara keseluruhan.

 

Latar Belakang dan Urgensi Sistem Peringkat

 

Menurut Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, pengembangan sistem ini dipercepat oleh tragedi duka yang menimpa Juliana Marins di Taman Nasional Gunung Rinjani. Insiden tersebut menjadi momentum penting untuk melakukan evaluasi dan perbaikan tata kelola pendakian gunung di Indonesia.

Beliau menekankan bahwa setiap gunung memiliki karakteristik dan tingkat risiko yang unik. Faktor-faktor seperti panjang dan tingkat keterjalan jalur, morfologi medan, ketinggian, hingga potensi bahaya alam seperti paparan gas sulfur, tidak dapat disamaratakan. Ada jalur yang relatif mudah dan cocok untuk pendaki pemula, namun ada pula jalur yang menuntut persiapan fisik, mental, dan logistik yang jauh lebih matang. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem klasifikasi yang objektif.

 

Mekanisme Penyusunan dan Kategori Peringkat

 

Modul peringkat ini disusun dengan cermat berdasarkan beberapa pertimbangan utama:

  1. Kondisi Lapangan: Data divalidasi langsung dari kondisi nyata di 81 jalur pendakian.
  2. Karakteristik Alam Indonesia: Mempertimbangkan faktor-faktor khas seperti iklim tropis, kondisi geografis sebagai negara kepulauan, serta letak Indonesia di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) yang membuat gunung-gunungnya aktif.
  3. Manajemen Risiko: Menerapkan prinsip HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control) untuk mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan menentukan langkah pengendaliannya.

Meski modul ini akan terus disempurnakan melalui masukan lapangan dan kajian ilmiah, klasifikasi tingkat kesulitan yang telah ditetapkan terbagi menjadi lima kategori:

  • Grade 1: Sangat Mudah
  • Grade 2: Mudah
  • Grade 3: Menengah
  • Grade 4: Berat
  • Grade 5: Sangat Berat

 

Dampak dan Manfaat bagi Pendaki dan Pengelola

 

Penerapan sistem peringkat ini akan membawa dampak signifikan terhadap tata kelola pendakian. Bagi pengelola kawasan, klasifikasi ini menjadi pedoman dalam menyusun program mitigasi risiko dan standar operasional prosedur (SOP), seperti:

  • Menentukan kewajiban penggunaan pemandu pada jalur dengan grade tinggi.
  • Menetapkan jenis asuransi yang diperlukan bagi pendaki.
  • Merencanakan ketersediaan sarana prasarana keselamatan dan penempatan tim SAR yang siaga.

Bagi pendaki, sistem ini berfungsi sebagai panduan krusial untuk:

  • Menilai tingkat kesulitan sebuah jalur secara objektif.
  • Menyesuaikan pilihan gunung dengan tingkat kemampuan dan pengalaman diri.
  • Meningkatkan kesadaran akan pentingnya persiapan sebelum melakukan pendakian.

Dengan mengedepankan prinsip safety first atau keselamatan sebagai prioritas utama, sistem peringkat ini diharapkan dapat meminimalkan risiko kecelakaan dan menciptakan ekosistem pendakian yang lebih aman dan bertanggung jawab di Indonesia.

Stana
Author: Stana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *