Blog

Cari Pasir di Sungai, Warga Gondel Blora Temukan Fosil Kerbau Purba Diduga Berusia 250.000 Tahun

Tim teknis bidang kebudayaan Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Blora berhasil menyelamatkan fosil kerbau purba yang diduga berusia 250.000 tahun.

Penemuan ini berawal dari laporan warga yang menemukan fosil tanduk kerbau purba atau *Bubalus Palaeokarabao* dengan panjang 120 sentimeter dan lebar 24 sentimeter.

call to action icon

“Jadi Bapak Ngadi dan warga itu sebenarnya sedang dalam rangka mencari pasir. Jadi mereka memang penggali pasir tradisional pakai cangkul. Jadi bukan yang skala besar itu,” ujar Pengelola Rumah Artefak sekaligus Petugas Pengelola Cagar Budaya Dinporabudpar Blora, Lukman Wijayanto, kepada Kompas.com di Rumah Artefak Blora, Jawa Tengah, Jumat (1/8/2025).

Ngadi (62), warga Desa Gondel, Kecamatan Kedungtuban, menemukan fosil tersebut saat menggali pasir di sungai pada Selasa (29/7/2025).

“Saat mereka mencangkul itu mereka menemukan itu. Jadi memang sangat kami hargai karena mereka bersedia melaporkan ke perangkat desa yang meneruskan ke Dinporabudpar,” katanya.

Setelah laporan diterima, tim teknis dari Dinporabudpar Blora diterjunkan ke lokasi di Dukuh Kedungpereng, Desa Gondel.

“Di sana masih kami temukan fragmen-fragmen dan dari ekskavasi kecil yang kami lakukan kami berhasil menyelamatkan fragmen kranium atau tengkorak, kemudian ada rahangnya, rahang dari kerbau purba untuk kemudian kami amankan di Rumah Artefak Blora,” jelas Lukman.

Saat ini, tanduk fosil masih disimpan di rumah warga, sementara tengkorak dan rahang telah diamankan ke Rumah Artefak Blora untuk pelestarian.

“Dan untuk selanjutnya karena itu terkait kebijakan penanganan kecagarbudayaan kami hanya bisa menunggu nanti arahan dan kebijakan dari pimpinan,” tambahnya.

Lukman menjelaskan, pihaknya bekerja sesuai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, serta Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2019 tentang Pelestarian Cagar Budaya Kabupaten Blora.

“Artinya memang tentu saja ada nilai-nilai penting, manfaat, dan sebagainya untuk dunia pendidikan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya seperti yang tercantum di undang-undang,” ucap dia.

call to action icon

Berdasarkan kontur dan tekstur tanah tempat fosil ditemukan, pihaknya menduga masih banyak fosil besar lainnya yang tertanam utuh.

“Sementara kemarin kita identifikasi itu tanah itu jenisnya tanah tufan. Kalau di geologi itu namanya tanah tufan. Saat kita telaah di lapangan di lokasi temuannya itu, di titik temuan masih banyak fragmen yang utuh, salah satunya ini rahang kemudian kranium. Kemungkinan-kemungkinan masih banyak itu di situ,” kata Lukman.

sumber: kompas.com

Bang Varta

Author: Varta

Leave a Reply