Gempa Sesar Lembang Meningkat, BPBD Gelar Diklat Mitigasi

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Bandung Barat menyiapkan sejumlah langkah mitigasi untuk manghadapi risiko gempa dari Sesar Lembang. Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan aktivitas kegempaan atau seismik di segmen barat dari Sesar Lembang mengalami peningkatan.

call to action icon

Menurut Kepala BPBD Kabupaten Bandung Barat Meidi, pihaknya menggelar pelatihan dan pendidikan mitigasi gempa di Desa Pasir Langu, Rabu, 20 Agustus 2025, dengan peserta merupakan perwakilan warga dari empat desa yang belakangan ini merasakan guncangan dari Sesar Lembang. “Mereka akan dilatih upaya mitigasi dan sedikit banyak akan tahu apa yang harus dilakukan apabila (gempa) itu terjadi,” katanya kepada Tempo, Selasa 19 Agustus 2025.

Adapun jalur evakuasi dan tempat pengungsian, menurut Meidi, telah masuk dalam dokumen BPBD. Dia mencontohkan untuk di wilayah Kecamatan Cisarua, lokasi pengungsian warga ditempatkan di halaman Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Sementara di daerah Parongpong dan Ngamprah, calon lokasi pengungsian warga di lapangan yang dinilai lebih aman. “Kami juga sudah menyiapkan peralatan dan logistik,” ujar Meidi.

Dalam sebulan terakhir, menurut catatan BMKG, setidaknya ada empat kali gempa yang muncul dari garis Sesar Lembang, khususnya di bagian ujung barat. Menurut Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa terjadi pada segmen Cimeta pada 28 Juli 2025 dengan magnitudo 2,1, kemudian 14 Agustus (M1,9), 15 Agustus (M1,8), dan 19 Agustus (M2,3). Dekat garis Sesar Lembang juga pernah terjadi gempa dengan magnitudo 3,0 pada 22 Agustus 2024.

call to action icon

Meidi mengatakan dampak guncangan gempa dari Sesar Lembang belakangan ini dirasakan warga di empat desa, yaitu Pasir Langu, Cimanggu (Kecamatan Ngamprah), Tugu Mukti, dan Pasir Halang yang berbatasan dengan kompleks pemerintahan Kabupaten Bandung Barat di daerah Padalarang. “Waktu gempa masyarakat tidak hanya khawatir, tapi juga panik,” ujarnya. Sebagian warga, menurutnya, teringat gempa merusak sebelumnya.

Pada 28 Agustus 2011 gempa dari Sesar Lembang dengan magnitudo 3,3 merusak seratus lebih rumah warga di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Sejauh ini dari beberapa gempa yang terjadi, menurut Meidi, nihil laporan kerusakan bangunan warga.

Menurut hasil penelitian Mudrik Rahmawan Daryono dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sesar Lembang sepanjang 29 kilometer yang berarah timur-barat berpotensi menghasilkan gempa maksimum dengan magnitudo 6,5 hingga 7,0 jika seluruh segmennya bergerak.

Titik nol gempa dipatok dari ujung barat di daerah Padalarang dekat jalan tol, kemudian memanjang hingga Bukit Batu Lonceng sampai ke Gunung Manglayang. Kecepatan pergeseran sesar atau sliprate berkisar 1,95 hingga 3,45 milimeter per tahun.

sumber: tempo.co

Author: Ido Adelia

Leave a Comment