Tahukah Anda apa puncak tertinggi seorang pembelajar? Pada titik mana kita semakin mampu menyerap informasi yang dipelajari? Sebenarnya, inti dari belajar adalah tentang seberapa aktif kita berinteraksi dengan materi, bukan seberapa banyak yang kita terima.
Di awal perjalanan, kita sering hanya menjadi pendengar. Mendengarkan ceramah atau membaca memang mudah, tetapi retensinya sangat kecil, hanya sekitar 5-10%. Ibarat air yang mengalir di atas batu, hanya sedikit yang terserap.
Melihat tayangan visual seperti video sedikit membantu, meningkatkan penyerapan hingga 30%. Kita mulai melihat keterkaitan. Namun, ini masih termasuk metode yang santai dan pasif.
Perubahan besar terjadi saat kita mulai berinteraksi. Ketika kita berdiskusi dalam kelompok, kita dipaksa untuk menyusun pikiran sendiri. Berbagi ide dengan orang lain meningkatkan pemahaman kita hingga 50%.
Langkah penting selanjutnya adalah mempraktikkan apa yang dipelajari. Melakukan latihan, mencoba resep, atau menerapkan teori akan menancapkan pengetahuan itu lebih dalam. Retensi kita pun melonjak menjadi 75%.
Puncak tertinggi ada di sini: mengajarkan materi kepada orang lain. Untuk bisa mengajar, kita harus memahami setiap detailnya dengan lembut dan jelas. Ini adalah tindakan penguasaan penuh.
Ketika kita mengajar, kita menguasai 90% dari pengetahuan tersebut. Kita tidak hanya tahu; kita bisa mengubahnya menjadi sesuatu yang mudah dipahami orang lain. Mengajar adalah cara tertinggi untuk belajar.
Dus, rahasia untuk belajar dengan lebih baik bukan dengan memaksakan diri membaca lebih banyak. Tetapi, dengan mencari cara untuk mengubah pengetahuan menjadi tindakan nyata—dan membagikannya kepada orang lain.
www.priaditest.com