Kisah Kebun Kopi Tertua yang Ada Sejak 1870

KOPI merupakan minuman salah satu minuman paling disukai di dunia setelah air mineral. Lebih dari 2,25 miliar cangkir kopi dikonsumsi setiap di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Indonesia.

Sejarah kopi di Indonesia dimulai sejak 1696 saat pendudukan Belanda di Nusantara. Ketika itu Belanda datang ke pulau Jawa dengan membawa bibit kopi berjenis Arabika dari Malabar, India. Sejak itu, tanaman ini dibudidayakan di Tanah Air. Setelah beberapa kali gagal, tanaman kopi pun tumbuh subur di beberapa kebun di Nusantara.

Salah satu kebun kopi tertua di Indonesia ialah Perkebunan Kopi Tugu Kawisari, terletak di dekat Blitar, Jawa Timur. Perkebunan yang berada di lereng antara Gunung Kelud dan Gunung Kawi ini telah ada sejak 1870, menjadikannya kebun kopi tertua di Jawa Timur dan salah satu tertua di Indonesia.

Perkebunan ini terletak di lereng Gunung Kelud, sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut. Luas lahannya hampir 900 hektare. Perkebunan ini dikelola oleh penduduk desa sekitar yang kental dengan tradisi dan spiritualitas berusia ratusan tahun.

Sejarah Kabun Kopi Kawisari

Perkebunan kopi ini didirikan setelah era tanam paksa atau Cultuurstelsel. Tanam diterapkan pemerintah kolonial Belanda di bawah kepemimpinan Gubernur Jenderal van den Bosch pada 1830. Saat itu, rakyat diwajibkan menggunakan 20 persen lahan mereka untuk menanam tanaman ekspor, termasuk kopi, menggantikan tanaman pangan utama.

Jelang 1860-an, Edward Douwes Dekker (Multatuli) menulis Max Havelaar yang mengkritik penindasan rakyat Jawa oleh bupati. Karya ini memengaruhi parlemen Belanda, sehingga sistem tanam paksa dihapus dan diganti dengan hukum yang lebih manusiawi.

Cultuurstelsel resmi dihapus pada 1870, meski masih berlangsung di beberapa daerah hingga berakhir total pada 1917. Pada tahun yang sama, diberlakukan undang-undang Agraria (Agrarische Wet) yang memungkinkan swasta menyewa tanah pemerintah hingga 75 tahun, dan tanah rakyat hingga 20 tahun. Kebijakan ini mendorong Perkebunan Kawisari membentuk badan hukum pada 1870.

Dilansir dari laman resmi Kawisari Coffee, perkebunan ini menghasilkan jenis kopi Arabika dan Robusta yang dibiakkan selama masa kolonial Belanda. Selain itu, kebun ini menghasilkan kopi kucing lokio gourmet atau kopi luwak.

Kopi dari perkebunan ini khas, dengan keasaman seimbang. Letusan Gunung Kelud di masa lalu juga berkontribusi pada karakter dari biji kopi yang dihasilkan.

Selain Perkebunan Kawisari, ada juga perkebunan lain di Indonesia yang sama tuanya, seperti Perkebunan Kopi De Karanganjar (1874). Adapun kebun kopi pertama ada di Jakarta, tepatnya di Pondok Kopi (1696). Namun, kebun ini tak bertahan lama karena dilanda banjir.

Sumber: tempo.co

Author: Ido Adelia

Leave a Comment