Blog

Semburan Hitam di Semarang, Pertamina: Bukan Lumpur, Itu Air

Semburan lumpur hitam yang menghebohkan warga Bugen, Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) merupakan dampak pipanisasi Pertamina Gas Negara (PGN).

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Area Manager Communication, Relations & Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan.

Taufiq menjelaskan pipanisasi dikerjakan oleh PT Pegasol yang merupakan anak perusahaan dari PGN.

“Benar, itu proyek yang dikerjakan oleh Pegasol anak perusahaan PGN. Namun bukan merupakan pipa minyak atau gas aktif. Yang keluar bukan lumpur, tetapi itu air,” ujar Taufiq dikonfirmasi JPNN.com, Sabtu (2/8).

Taufiq menjelaskan bahwa semburan yang terjadi pada Jumat (1/8) berasal dari proses uji tekanan atau hidrostatis pada jaringan pipa yang sedang dalam tahap konstruksi.

Air bertekanan yang digunakan dalam pengujian tersebut menyembur keluar dan bercampur dengan tanah di sekitar lokasi, sehingga menciptakan genangan mirip lumpur.

“Itu saat dilakukan uji tekanan atau hidrostatis. Yang dikeluarkan air sehingga menyebabkan sekitarannya menjadi lumpur, bukan keluar lumpur. Itu pipa bukan isi minyak maupun gas di dalamnya,” ujarnya.

Sebelumnya, warga Bugen, Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang digegerkan dengan munculnya semburan lumpur hitam dari dua titik yang berdekatan pada Jumat (1/8).

Lumpur sempat meluber ke halaman rumah warga dan menutup akses jalan Kiai Haji Soleh II di samping rel kereta api Semarang–Surabaya.

Kepala BPBD Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto menyatakan semburan lumpur tersebut bukan berasal dari fenomena alam, melainkan diduga kuat sebagai dampak teknis dari aktivitas pengeboran atau pemeliharaan pipa Pertamina di bawah tanah.

“Setelah kami cek ke lapangan dan berkoordinasi dengan Lurah Muktiharjo Kidul, lokasi semburan memang berada di sekitar proyek pemasangan pipa Pertamina. Dugaan awal, semburan ini muncul akibat efek pengeboran yang memicu keluarnya lumpur dari rongga-rongga tanah,” kata Endro.

Pipa tersebut dipasang sekitar empat hingga lima tahun lalu. Meski sudah lama terpasang, semburan seperti ini baru terjadi untuk pertama kalinya. Endro menegaskan bahwa indikasi semburan akibat fenomena alam sangat kecil.

“Sementara kami simpulkan ini bukan fenomena alam. Apabila itu terjadi karena kebocoran atau kebutuhan teknis lainnya, kami masih menunggu,” katanya.(wsn/jpnn)

Bang Varta

Author: Varta

Leave a Reply