Sumsel Larang Angkutan Batu Bara Melintas di Jalan Nasional Mulai 2026

Wakil Gubernur Sumatera Selatan, Cik Ujang, mengumumkan bahwa mulai tahun 2026, seluruh angkutan batu bara dilarang melintas di jalan negara.

Kebijakan ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya kasus kemacetan, kecelakaan, dan insiden jembatan ambruk yang melibatkan truk batu bara di Kabupaten Lahat pada Minggu (29/6/2025).

call to action icon

“Mulai 2026, truk angkutan dari pertambangan tidak lagi diperbolehkan menggunakan jalan negara. Kita ingin batu bara dari Lahat dan Muara Enim menuju pelabuhan lewat jalur khusus,” kata Cik Ujang dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/8/2025).

Jalur Khusus Batu Bara

Cik Ujang menjelaskan, angkutan batu bara akan dialihkan ke jalan khusus pertambangan sepanjang 30 kilometer yang terletak di Kecamatan Rawa Kidul, Kabupaten Muara Enim.

Jalan tersebut akan terhubung dengan Kecamatan Merapi Timur di Kabupaten Lahat.

Hasil peninjauan menunjukkan, kondisi jalan khusus angkutan batu bara sudah memenuhi standar kelayakan untuk dilalui oleh kendaraan angkutan hasil tambang.

call to action icon

“Jalan ini sudah sangat layak untuk dilalui. Tinggal koordinasi antar-perusahaan tambang agar penggunaannya bisa maksimal,” tambahnya.

Pemerintah menargetkan seluruh aspek administrasi dan kesepakatan antara pihak-pihak terkait selesai pada November 2025.

Setelah itu, jalur khusus akan siap digunakan sebelum larangan resmi berlaku.

“Saya yakin masyarakat akan lega dengan adanya jalur khusus ini,” ungkap Cik Ujang.

Lebih lanjut, Cik Ujang menjelaskan, pemisahan jalur tambang dari jalan umum tidak hanya akan mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga menekan angka kecelakaan lalu lintas.

Selama ini, percampuran kendaraan berat dan kendaraan pribadi di jalan negara sering memicu insiden.

Ia juga mendorong perusahaan tambang untuk bersinergi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) agar jalur khusus dapat terhubung ke stasiun kereta.

Integrasi ini dinilai penting untuk memperlancar distribusi batu bara ke pelabuhan.

“Tinggal kerja sama perusahaan dari Tanjung Enim dan Muara Enim dengan PT KAI agar bisa terhubung,” tegasnya.

sumber: kompas.com

Author: Ido Adelia

Leave a Comment